Kasus Diabetes Mellitus
Seorang pasien perempuan usia 57 tahun
menderita DM hiperglikemia dengan kadar glukosa darah sewaktu 420 mg/dL.
Riwayat penyakit hipertensi 170/110 mmHg. Riwayat pengobatan glukodex 2 kali
sehari, untuk hipertensi diltiazem 30 mg 3 kali sehari, captopril 25 mg 3 kali
sehari, dan aspirin 100 mg 1 kali sehari.
Cari :
Mengapa kadar gula darah tetap 420
mg/dL?
Apa hubungan DM dengan hipertensi dan
gagal ginjal?
Apa
yang harus dimonitoring untuk pasien?
Pemecahan Kasus
Subjective:
1. Jenis
kelamin : perempuan
2.
Usia : 57 tahun
Objective
1. DM
hiperglikemia
2. Hipertensi
3. Kadar
glukosa darah sewaktu 420 mg/dL
4. TD
170/110 mmHg
5. Glukodex
2 kali sehari
6. Diltiazem
30 mg 3 kali sehari
7. Captopril
25 mg 3 kali sehari
8. Aspirin
100 mg 1 kali sehari
Assessment
1. Hipertensi
yang diderita pasien merupakan komplikasi dari penyakit DM dan karena faktor
usia.
2. Kadar
gula darah sewaktu tetap 420 mg/dL karena pemberian glukodex yang tidak tepat
indikasinya bagi pasien.
3. Aspirin
diberikan untuk mengatasi aterosklerosis yang terjadi pada pasien akibat hipertensi
dan diabetes.
Plan
1. Obat
diltiazem tidak perlu diberikan kepada pasien karena tidak efektif untuk
pengobatan hipertensi pasien.
Pengobatan hipertensi stage II
dengan komplikasi DM adalah obat-obat golongan ACE inhibitor atau ARB.
Captopril adalah golongan obat ACE inhibitor, sedangkan diltiazem adalah
golongan CCB. Dosis Captopril yang digunakan sudah tepat yaitu 25 mg 3 kali
sehari.
2. Glukodex
diindikasikan untuk penderita DM tipe 2 ringan – sedang, sedangkan pasien
menderita DM hiperglikemia. Obat DM hiperglikemia adalah golongan
tiazolidindion yaitu pioglitazon dan rosiglitazon. Jadi, pemberian glukodex
digantikan dengan pioglitazon 1 kali sehari 30 mg. Dosis dapat ditingkatkan
sampai 1 kali sehari 45 mg. Diberikan sebelum atau sesudah makan.
3. Aterosklerosis
sangat dipengaruhi oleh kadar kolesterol yang tinggi (khususnya LDL), merokok,
tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, obesitas, dan kurang aktivitas fisik.
Penggunaan aspirin (75-162 mg) aman untuk pencegahan primer pada penderita DM
tipe 2 di atas usia 40 tahun atau penderita dengan risiko kardiovaskular
tambahan. Jadi, pemberian aspirin 100 mg 1 kali sehari untuk pasien baik untuk
mengatasi aterosklerosis yang ditimbulkan oleh hipertensi dan DM yang
dideritanya.
Pada
orang dengan diabetes mellitus, hipertensi berhubungan dengan resistensi
insulin dan abnormalitas pada sistem renin-angiotensin dan konsekuensi metabolik
yang meningkatkan morbiditas. Abnormalitas metabolik berhubungan dengan
peningkatan diabetes mellitus pada kelainan fungsi tubuh/disfungsi endotelial.
Sel endotelial mensintesis beberapa substansi bioaktif kuat yang mengatur struktur
fungsi pembuluh darah. Substansi ini termasuk nitrit oksida, spesies reaktif lain,
prostaglandin, endothelin, dan angiotensin II.
Pada
individu tanpa diabetes, nitrit oksida membantu menghambat atherogenesis dan
melindungi pembuluh darah. Namun, bioavailabilitas pada endothelium yang
diperoleh dari nitrit oksida diturunkan pada individu dengan diabetes mellitus.
Hiperglikemia
menghambat produksi endothelium, mensintesis aktivasi dan meningkatkan produksi superoksid anion yaitu
sebuah spesies oksigen reaktif yang merusak formasi nitrit oksida. Produksi
nitrit oksida dihambat lebih lanjut oleh resistensi insulin, yang menyebabkan
pelepasan asam lemak berlebih dari jaringan adiposa. Asam lemak bebas, aktivasi
protein kinase C, menghambat phosphatidylinositol-3 dan meningkatkan produksi
spesies oksigen reaktif. Semua mekanisme ini secara langsung mengurangi
bioavailabilitas (Rodbard, 2007).
Mekanisme
gagal ginjal kronik akibat DM ada 3 yaitu (1) Penderita DM memiliki sistem imun
yang lemah sehingga mudah terjadi infeksi pada ginjal; (2) Pada DM terjadi
peningkatan VLDL dan kecenderungan pembekuan darah sehingga akan mendorong
terbentuknya makroangiopati yang akan merusak ginjal; (3) Peningkatan asam
amino akibat proteolisis yang meningkat akan menyebabkan hiperfiltrasi pada
ginjal sehingga menyebabkan glomerulosklerosis (Silbernagl, 2006).
Monitoring
1.
Tekanan
darah (target < 130/80 mmHg)
2.
LDL
kolesterol (target < 100 mg/dL)
3.
Penggunaan
aspirin untuk pasien DM dengan hipertensi dan resiko jantung
4.
Pemeriksaan
mata, kaki, gigi (1 kali per tahun)
5.
Vaksinasi
influenza dan pneumokokal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar