Minggu, 05 Juli 2015

Contoh Kasus Diabetes Mellitus

Kasus Diabetes Mellitus
Seorang pasien perempuan usia 57 tahun menderita DM hiperglikemia dengan kadar glukosa darah sewaktu 420 mg/dL. Riwayat penyakit hipertensi 170/110 mmHg. Riwayat pengobatan glukodex 2 kali sehari, untuk hipertensi diltiazem 30 mg 3 kali sehari, captopril 25 mg 3 kali sehari, dan aspirin 100 mg 1 kali sehari.
Cari :
Mengapa kadar gula darah tetap 420 mg/dL?
Apa hubungan DM dengan hipertensi dan gagal ginjal?
Apa yang harus dimonitoring untuk pasien?

Pemecahan Kasus
Subjective:
1.    Jenis kelamin :  perempuan
2.    Usia : 57 tahun
Objective
1.    DM hiperglikemia
2.    Hipertensi
3.    Kadar glukosa darah sewaktu 420 mg/dL
4.    TD 170/110 mmHg
5.    Glukodex 2 kali sehari
6.    Diltiazem 30 mg 3 kali sehari
7.    Captopril 25 mg 3 kali sehari
8.    Aspirin 100 mg 1 kali sehari
Assessment
1.    Hipertensi yang diderita pasien merupakan komplikasi dari penyakit DM dan karena faktor usia.
2.    Kadar gula darah sewaktu tetap 420 mg/dL karena pemberian glukodex yang tidak tepat indikasinya bagi pasien.
3.    Aspirin diberikan untuk mengatasi aterosklerosis yang terjadi pada pasien akibat hipertensi dan diabetes.
Plan
1.    Obat diltiazem tidak perlu diberikan kepada pasien karena tidak efektif untuk pengobatan hipertensi pasien.
Pengobatan hipertensi stage II dengan komplikasi DM adalah obat-obat golongan ACE inhibitor atau ARB. Captopril adalah golongan obat ACE inhibitor, sedangkan diltiazem adalah golongan CCB. Dosis Captopril yang digunakan sudah tepat yaitu 25 mg 3 kali sehari.
2.    Glukodex diindikasikan untuk penderita DM tipe 2 ringan – sedang, sedangkan pasien menderita DM hiperglikemia. Obat DM hiperglikemia adalah golongan tiazolidindion yaitu pioglitazon dan rosiglitazon. Jadi, pemberian glukodex digantikan dengan pioglitazon 1 kali sehari 30 mg. Dosis dapat ditingkatkan sampai 1 kali sehari 45 mg. Diberikan sebelum atau sesudah makan.
3.    Aterosklerosis sangat dipengaruhi oleh kadar kolesterol yang tinggi (khususnya LDL), merokok, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, obesitas, dan kurang aktivitas fisik. Penggunaan aspirin (75-162 mg) aman untuk pencegahan primer pada penderita DM tipe 2 di atas usia 40 tahun atau penderita dengan risiko kardiovaskular tambahan. Jadi, pemberian aspirin 100 mg 1 kali sehari untuk pasien baik untuk mengatasi aterosklerosis yang ditimbulkan oleh hipertensi dan DM yang dideritanya.
Pada orang dengan diabetes mellitus, hipertensi berhubungan dengan resistensi insulin dan abnormalitas pada sistem renin-angiotensin dan konsekuensi metabolik yang meningkatkan morbiditas. Abnormalitas metabolik berhubungan dengan peningkatan diabetes mellitus pada kelainan fungsi tubuh/disfungsi endotelial. Sel endotelial mensintesis beberapa substansi bioaktif kuat yang mengatur struktur fungsi pembuluh darah. Substansi ini termasuk nitrit oksida, spesies reaktif lain, prostaglandin, endothelin, dan angiotensin II.
Pada individu tanpa diabetes, nitrit oksida membantu menghambat atherogenesis dan melindungi pembuluh darah. Namun, bioavailabilitas pada endothelium yang diperoleh dari nitrit oksida diturunkan pada individu dengan diabetes mellitus.
Hiperglikemia menghambat produksi endothelium, mensintesis aktivasi dan  meningkatkan produksi superoksid anion yaitu sebuah spesies oksigen reaktif yang merusak formasi nitrit oksida. Produksi nitrit oksida dihambat lebih lanjut oleh resistensi insulin, yang menyebabkan pelepasan asam lemak berlebih dari jaringan adiposa. Asam lemak bebas, aktivasi protein kinase C, menghambat phosphatidylinositol-3 dan meningkatkan produksi spesies oksigen reaktif. Semua mekanisme ini secara langsung mengurangi bioavailabilitas (Rodbard, 2007).
Mekanisme gagal ginjal kronik akibat DM ada 3 yaitu (1) Penderita DM memiliki sistem imun yang lemah sehingga mudah terjadi infeksi pada ginjal; (2) Pada DM terjadi peningkatan VLDL dan kecenderungan pembekuan darah sehingga akan mendorong terbentuknya makroangiopati yang akan merusak ginjal; (3) Peningkatan asam amino akibat proteolisis yang meningkat akan menyebabkan hiperfiltrasi pada ginjal sehingga menyebabkan glomerulosklerosis (Silbernagl, 2006).
Monitoring
1.    Tekanan darah (target < 130/80 mmHg)
2.    LDL kolesterol (target < 100 mg/dL)
3.    Penggunaan aspirin untuk pasien DM dengan hipertensi dan resiko jantung
4.    Pemeriksaan mata, kaki, gigi (1 kali per tahun)
5.    Vaksinasi influenza dan pneumokokal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar